Instalasipengolahan air limbah sederhana mampu menurunkan beban pencemaran air limbah domestik. Untuk itu disarankan kepada masyarakat agar memanfaatkan alat instalasi pengolahan air limbah skala rumah tangga dalam mengolah limbah domestik. Kata Kunci : Air limbah, Media penyaringan, BOD, TSS Refrensi : 9 (1996-2016)
. The household laundry wastewater contains detergents that can cause water pollution. The habit of many household to directly throw the laundry wastewater into water body, will have an impact on environmental damage in the future. Some previous researchers have made observations on filtration system to treat laundry wastewater. The development of current filtration technology, has recommended the double filtration system for drinking water and wastewater treatment. This research is an experiment to design double filtration system for household laundry wastewater treatment. The research were designed the multiple filtration system for the household laundry wastewater treatment, with parameters observations such as color,smell , TSS and pH. The result of this experiment shown that the water produced by the system becoming harmless and colorless. The Observations on TSS parameter values shown a decrease of from 150 ppm to 110 ppm, while the pH value are increased from to 5....
Sebagai negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia, Indonesia belum menyikapi persoalan limbah rumah tangga secara serius. Apalagi di kota-kota di pulau Jawa yang berpenduduk amat padat, persoalan limbah – karena polusi yang ditimbulkannya – membuat risiko pencemaran kian tinggi. Kajian saya yang berbasis telaah pustaka menemukan bahwa pengelolaan air limbah di Indonesia masih sangat sedikit. Padahal, pengelolaan limbah cair rumah tangga yang benar amat dibutuhkan untuk mencegah risiko pencemaran yang juga berdampak pada kualitas hidup penduduk di tanah air. Dua limbah yang terabaikan Air limbah rumah tangga atau domestik terbagi menjadi dua kategori yaitu air hitam black water dan air kelabu grey water. Air hitam adalah air buangan dari toilet tinja dan urine yang mengandung kandungan organik, nitrogen, dan fosfor yang tinggi. Sementara, air kelabu berasal dari selain toilet, di antaranya dari dapur, kamar mandi, dan pencucian baju. Di Indonesia, limbah air hitam umumnya telah terpisah dari air kelabu. Timbulan air hitam diperkirakan sekitar 8 juta m3 per hari. Mayoritas di antaranya 79% diolah dalam tangki septik. Instalasi tangki septik tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas dan hanya membutuhkan sistem perpipaan sederhana. Oleh karena itu, biaya pemasangan tangki septik relatif lebih rendah dibandingkan sistem pengolahan lainnya. Meski lebih murah dan mudah, sistem tangki septik masih belum dilengkapi sarana pemantauan terhadap spesifikasi infrastruktur, operasi, dan pemeliharaan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperkirakan 83% tangki septik di Indonesia mengalami kebocoran dan tidak memenuhi standar seperti kedalaman dan jarak dengan sumber air tanah. Dua hal tersebut dapat mengakibatkan pencemaran mikroba dan zat organik yang terkandung dalam air hitam ke air tanah. Hal ini tentu membahayakan apabila air tanah tercemar tersebut dimanfaatkan untuk sumber air minum. Penyedotan teratur, salah satu titik kritis pemeliharaan tangki septik, juga sering diabaikan sehingga melampaui kapasitas. Akibatnya, proses penguraian tinja dalam tangki septik tidak berjalan optimal karena prosesnya yang terlalu singkat dan ketidakseimbangan komposisi mikroba di dalam tangki. Air hitam yang belum sepenuhnya terolah lalu memasuki saluran drainase kota hingga mencapai air permukaan, menyebabkan pencemaran zat organik dan eutrofikasi pertumbuhan flora perairan yang tidak terkendali sehingga menyebabkan pendangkalan dan berkurangnya oksigen terlarut. Konsumsi air bersih dan timbulan air limbah domestik di Indonesia Gambar diadaptasi dari publikasi di Environmental Science and Pollution Research, Springer Nature Sementara itu, volume limbah air kelabu yang diolah lebih mengenaskan tak sampai sepertiga dari total 22 juta m3 limbah yang dihasilkan. Akibatnya, ada sekitar 16 juta m3 air kelabu yang terlepas ke badan air setiap hari. Air sebanyak itu bisa membuat penuh sekitar kolam renang olimpiade. Pengolahan limbah air kelabu sering diabaikan karena dianggap memiliki kandungan pencemar makro yang lebih rendah. Meskipun demikian, air kelabu mengandung komponen mikropolutan pencemar mikro, yaitu material pencemar yang dapat mempengaruhi ekosistem perairan dalam konsentrasi kecil. Adapun mikropolutan ini berasal dari detergen, desinfektan, produk-produk perawatan tubuh, dan obat-obatan. Penelitian oleh tim yang dipimpin Larissa Dsikowitzky dari Aachen University, Jerman, menemukan keberadaan DEET antiserangga, chloroxylenol dan methyltriclosan antiseptik, dan beberapa jenis obat-obatan dan senyawa aromatik di air sungai dan Teluk Jakarta. Ini mengindikasikan senyawa-senyawa tersebut sulit terurai secara alami dan dapat bertahan di badan air. Beberapa mikropolutan juga dapat mempengaruhi organisme perairan baik secara langsung maupun melalui bioakumulasi, antara lain dalam bentuk toksisitas akut, perubahan hormon kelamin, menghambat pertumbuhan, dan pertumbuhan sel tidak terkendali atau karsinogenik. Saat ini, belum ada kewajiban bagi rumah tangga untuk mengolah air kelabu yang dihasilkannya. Sebab, pengolahan limbah ini membutuhkan lahan, teknologi, dan biaya yang tidak dimiliki rumah tangga pada umumnya. Warga pun tidak merasakan langsung dampak pencemaran limbah ini karena kebanyakan air kelabu mengalir ke saluran drainase kota. Memanen’ air limbah domestik Selain pengolahan setempat, limbah air kelabu maupun air hitam dapat diolah pada skala perkotaan secara terpusat. Sistem ini mensyaratkan pengaliran air limbah dari rumah-rumah ke lokasi instalasi pengolahan air limbah IPAL. Sayangnya, saat ini, hanya 12 dari 514 kota di Indonesia yang memiliki sistem tersebut. Cakupannya pun hanya sekitar 0,1-39% dari total volume air limbah domestik, kecuali Denpasar yang memiliki cakupan 90%. Secara keseluruhan, hanya 1% rumah tangga di seluruh Indonesia yang dilayani IPAL terpusat. Untuk menjembatani sistem pengolahan setempat dan terpusat, limbah dapat diolah dengan sistem terdesentralisasi Decentralized Wastewater Treatment Systems, DEWATS. Sejak tahun 2003, pemerintah memulai sistem ini melalui program berbasis warga SANIMAS Sanitasi oleh Masyarakat. Program ini mencakup lebih dari 15000 unit di 26 provinsi. Setiap unit rata-rata melayani 20-50 rumah tangga. Secara teknis, sistem ini dapat menggunakan teknologi pengolahan yang sama ataupun berbeda dari IPAL terpusat. Bedanya, air limbah domestik dialirkan dari rumah tangga ke IPAL dalam jarak yang relatif dekat. Perbedaan ini menyederhanakan sistem perpipaan maupun peralatan yang dibutuhkan misalnya pompa lebih sederhana dibandingkan IPAL terpusat. Meski demikian, karena sistem ini biasanya dikelola oleh masyarakat, penerapan maupun keberlanjutan aktivitasnya belum seragam. Pemerintah – terutama pemerintah kota – bisa mempertimbangkan pemberian subsidi untuk pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah domestik di skala rumah tangga maupun komunal. Subsidi dapat diberikan pada tahap konstruksi lahan, konstruksi, peralatan maupun tahap operasi seperti untuk menggaji operator. Hal ini harus dilakukan bekerja sama dengan warga atau organisasi masyarakat untuk menjamin keberlanjutan sistem. Subsidi diperlukan agar air limbah bisa dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Pada sistem terdesentralisasi, misalnya, air limbah terolah dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Sementara, dalam sistem terpusat, perusahaan air minum daerah dapat menjadi pengelola IPAL. Pengolahan ini diperlukan untuk menjaga ketersediaan sumber air baku. Aktivitas daur ulang potensial dikembangkan karena angka penggunaan air di Indonesia tidak sedikit. Konsumsi air bersih rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia berkisar 89-244 rata-rata 169 liter per orang per hari. Sedangkan di daerah pedesaan berkisar 34-194 rata-rata 82 liter per orang per hari. Agar panen’ air limbah domestik layak secara teknis dan ekonomi, upaya daur ulang air limbah harus diperhitungkan sejak dalam perencanaan. Perlu adanya perubahan perspektif untuk melihat pengelolaan sumber daya air secara keseluruhan.
ArticlePDF AvailableAbstractDomestic wastewater from non toilets is referred to as grey wastewater, domestic wastewater from bathing, washing and from the kitchen. Incubator Bisnis INBIS Permata Bunda is a forum for the application of entrepreneurial skills apprenticeship for people with disabilities residing in Kampung Aren, Bontang City, East Kalimantan. Grey wastewater treatment at INBIS Permata Bunda with a grease trap, filtration, sedimentation, anaerobic biofilter, aerobic biofilter, sedimentation and control. The research objective was to determine the effectiveness of INBIS Domestic WWTP to reduce organic pollutant loads based on the quality standard parameters of domestic wastewater from the Minister of Environment and Forestry Regulation of 2016 those are the parameters of pH, BOD, COD, TSS, fatty oil, ammonia, and total coliform. The domestic wastewater treatment process for grey wastewater has a reduced effectiveness ranging from - and has met the quality standards for the parameters, pH, BOD, COD, ammonia, fatty oil, and total coliform, but for TSS parameters and total coliform needs operational evaluation. Grey waterwater from the INBIS domestic wastewater treatment plant has the potential to become an alternative water source for watering plants afforestation if the processing results are in accordance with quality standards. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1306 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Efektivitas Pengolahan Air Limbah Domestik Grey Water Dengan Proses Biofilter Anaerob dan Biofilter Aerob Studi Kasus IPAL INBIS Permata Bunda, Bontang Muhammad Busyairi1*, Nikita Adriyanti2, Abdul Kahar3, Dian Nurcahya4, Sariyadi5, Tathok D Hudayana6 1,3,5,6Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman Jalan Sambaliung Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 2,4Departemen Corporate Social Responsibility, PT. Pupuk Kaltim, Kota Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia *Koresponden email busyairi22 Diterima 16 September 2020 Disetujui 2 Oktober 2020 Abstract Domestic wastewater from non toilets is referred to as grey wastewater, domestic wastewater from bathing, washing and from the kitchen. Incubator Bisnis INBIS Permata Bunda is a forum for the application of entrepreneurial skills apprenticeship for people with disabilities residing in Kampung Aren, Bontang City, East Kalimantan. Grey wastewater treatment at INBIS Permata Bunda with a grease trap, filtration, sedimentation, anaerobic biofilter, aerobic biofilter, sedimentation and control. The research objective was to determine the effectiveness of INBIS Domestic WWTP to reduce organic pollutant loads based on the quality standard parameters of domestic wastewater from the Minister of Environment and Forestry Regulation of 2016 those are the parameters of pH, BOD, COD, TSS, fatty oil, ammonia, and total coliform. The domestic wastewater treatment process for grey wastewater has a reduced effectiveness ranging from - and has met the quality standards for the parameters, pH, BOD, COD, ammonia, fatty oil, and total coliform, but for TSS parameters and total coliform needs operational evaluation. Grey waterwater from the INBIS domestic wastewater treatment plant has the potential to become an alternative water source for watering plants afforestation if the processing results are in accordance with quality standards. Keywords biofilter anaerob, biofilter aerob, grey water, inkubator bisnis, Kampung Aren Abstrak Air limbah domestik non toilet/kakus disebut sebagai grey water, yang merupakan air limbah domestik berasal dari air mandi, air cuci dan air dari dapur. Inkubator Bisnis INBIS Permata Bunda merupakan wadah pengaplikasian keterampilan wirausaha bagi penyandang disabilitas yang berada di Kampung Aren Kota Bontang Kaltim. Pengolahan air limbah domestik grey water pada INBIS Permata Bunda dengan unit pengolahan pemisah lemak grease trap, filtrasi, sedimentasi, biofilter anaerob, biofilter aerob, sedimentasi akhir dan bak kontrol. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas IPAL Domestik INBIS untuk mereduksi beban pencemar organik berdasarkan parameter baku mutu limbah domestik dari Peraturan Menteri Lingkungnan Hidup dan Kehutanan Tahun 2016 yaitu parameter pH, BOD, COD, TSS, Minyak Lemak, Amoniak dan Total Coliform. Proses pengolahan air limbah domestik untuk air limbah grey water memiliki efektivitas reduksi berkisar antara 56,73% - 97,65% dan telah memenuhi baku mutu untuk parameter, pH, BOD, COD, Amoniak, Minyak Lemak dan Total Coliform, namun untuk parameter TSS dan Total Coliform perlu evaluasi operasional. Air limbah domestik grey water dari hasil pengolahan IPAL Domestik INBIS berpotensi menjadi sumber air alternatif untuk penyiraman tanaman penghijauan jika hasil pengolahan telah sesuai dengan baku mutu. Kata Kunci biofilter anaerob, biofilter aerob, limbah domestik non toilet, inkubator bisnis, Kampung Aren 1. Pendahuluan Fasilitas tempat tinggal, penyediaan air bersih dan fasilitas air buangan/limbah domestik merupakan indikator status kesehatan lingkungan pemukiman masyarakat atau disebut sanitasi lingkungan [1]. Permasalahan umum kondisi sanitasi tersebut adalah 46,7% berasal dari fasilitas limbah Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1307 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 domestik rumah tangga dan berpotensi mencemari perairan umum [2]. Kebutuhan air yang berhubungan dengan aktivitas hidup sehari-hari manusia merupakan sumber air limbah domestik [3] tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Kontribusi air limbah domestik dari rumah tangga terhadap pencemaran air permukaan adalah 78,9%, untuk wilayah komersil/toko dan perkantoran 13,1%, dan kontribusi air limbah dari industri 8%, beban pencemar untuk polutan organik terbesar adalah 73,4% yang berasal dari rumah tangga [4]. Air limbah domestik non toilet/kakus disebut sebagai grey water, yang merupakan air limbah domestik berasal dari air mandi, air cuci dan air dari dapur [5]. Inkubator Bisnis INBIS Permata Bunda merupakan wadah pengaplikasian keterampilan wirausaha magang bagi penyandang disabilitas yang berada di Kampung Aren Kota Bontang Kaltim. Melalui program magang/pelatihan INBIS Permata Bunda diharapkan penyandang disabilitas yang merupakan lulusan dari Sekolah Luar Biasa di Kota Bontang dapat mandiri dalam dan ikut berperan untuk pemenuhan kebutuhan kerja. Aktivitas INBIS Permata Bunda merupakan lanjutan pendidikan siap kerja non formal bagi penyandang disabilitas pasca SLB. Kebutuhan air bersih untuk mendukung operasional INBIS Permata Bunda bersumber dari air PDAM, dengan kebutuhan rata-rata adalah 53,25 m3/perbulan. Air bersih yang telah menjadi air limbah tersebut berpotensi mencemari Sungai Api-Api yang berada disisi selatan dari INBIS Permata Bunda dan potensi pencemaran tersebut berasal dari limbah domestik grey water. Pengolahan limbah cair domestik atau grey water pada INBIS Permata Bunda telah dilengkapi IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan unit pengolahan pemisah lemak grease trap, filtrasi, sedimentasi, biofilter anaerob, biofilter aerob, sedimentasi akhir, dan bak kontrol, dengan kombinasi proses pengolahan air limbah secara fisik, biologi dan kimia. Hasil pengolahan air limbah domestik grey water merupakan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan air untuk penyiraman/penghijauan tanaman, selain itu mengurangi volume dan beban pencemar air limbah yang mengalir ke sistem drainase kota atau badan air permukaan/sungai [6]. Fasilitas pengolahan air limbah domestik berupa IPAL pada lokasi INBIS Permata Bunda merupakan solusi untuk mengatasi pencegahan pencemaran air limbah domestik ke Sungai Api-Api dan sebagai upaya untuk pemanfaatan kembali air limbah reuse untuk keperluan penghijauan atau penyiraman tanaman pada lingkungan INBIS Permata Bunda dan Kampung Aren. Pengolahan air limbah dengan biofilter anaerob dan biofilter aerob atau kombinasi keduanya cukup efektif untuk mereduksi kadar organik limbah seperti BOD, COD, TSS, Amoniak, TDS dan Total Coliform dengan biaya operasional yang terjangkau [7]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas IPAL Domestik INBIS untuk mereduksi beban pencemar organik % removal berdasarkan parameter baku mutu limbah domestik dari PerMenLHK Tahun 2016 yaitu parameter pH, BOD, COD, TSS, Minyak Lemak, Amoniak, dan Total Coliform. 2. Metodologi Penelitian Tempat dan Metode Penelitian Lokasi penelitian berada di Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL Domestik grey water Inkubator Bisnis INBIS Permata Bunda, Jalan A. Yani Gang Aren/ Kampung Aren, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang-Kaltim. Berdasarkan metode pengambilan contoh air limbah [8], maka lokasi pengambilan air limbah yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengolahan air limbah domestik grey water dari IPAL Domestik INBIS dilakukan pada inlet atau sebelum air limbah masuk ke bak filtrasi, untuk lokasi titik pengambilan sampel selanjutnya sebagai perbandingan dilakukan pada outlet atau bak terakhir dari rangkaian unit pengolahan air limbah. Lokasi pengambilan sampel air limbah dapat dilihat Gambar 1. Prosedur Sampel air limbah pada inlet dan outlet dari IPAL dengan masing-masing volume 5 liter, selanjutkan dianalisis pada Laboratorium Penguji PT Pupuk Kaltim untuk setiap parameter berdasarkan baku mutu air limbah domestik. Hasil analisis laboratorium tersebut akan dilakukan perhitungan efesiensi reduksi beban pencemar untuk masing-masing parameter dalam air limbah domestik hasil pengolahan. Hasil perhitungan akan dibandingkan dengan baku mutu air limbah domestik yaitu PerMenLHK Tahun 2016. Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1308 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Gambar 1. Lokasi IPAL domestik Grey Water INBIS di Kampung Aren dan lokasi titik sampling inlet dan outlet/bak kontrol Sumber Data primer, 2020 Hasil analisis dan perbandingan baku mutu tersebut akan diketahui efektifitas IPAL Domestik INBIS, pendekatan efektifitas IPAL Domestik INBIS dengan menggunakan rumus efisiensi sebagai berikut [9] E = 𝐶𝑜−𝐶𝑖𝐶𝑜 x 100% Dimana E = Efisiensi % Co = Konsentrasi Inlet IPAL Ci = Konsentrasi Outlet IPAL 3. Hasil dan Pembahasan Analisis Kualitas Air Limbah Berdasarkan dari hasil analisis Laboratorium Penguji PT Pupuk Kaltim pada titik inlet dan outlet IPAL Domestik INBIS diperoleh hasil pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil analisis kualitas air limbah Sumber Data primer, 2020 Ket *titik inlet tidak dilakukan analisis NH3 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa analisis parameter pH dari hasil pengolahan air limbah dari kondisi asam pH 5,71 menjadi netral pH 7,31 pada outlet IPAL dan telah sesuai dengan baku mutu. Paramater Amoniak NH3 pada outlet hasil pengolahan adalah 1,14 mg/L nilai baku mutu 10 mg/L atau telah sesuai dengan baku mutu titik inlet tidak dilakukan analisis NH3, kondisi amoniak pada grey water yang telah sesuai dengan baku mutu karena polutan organik pada bak biofilter aerob akan menjadi gas, amoniak teroksidasi menjadi nitrit dan nitrat. Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1309 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Sementara itu, total coliform pada inlet dan outlet hasil pengolahan IPAL adalah sebesar 2419,6 mg/L. Nilai tersebut cenderung sudah sesuai dengan nilai baku mutu yaitu 3000 mg/L. Karakteristik limbah domestik grey water berbeda dengan black water untuk kandungan total coliform, namun sebagai bahan evaluasi IPAL Domestik INBIS diharapkan dilengkapi dengan proses klorinasi menggunakan klorin sebagai disinfektan. Proses klorinasi bisa diletakkan untuk melengkapi bak kontrol pada akhir proses dimana proses klorinasi merupakan inaktivasi pathogen atau bakteri. Penggunaan klorin yang mudah larut dalam air dan efektivitas reduksi total coliform bisa mencapai 98%, penggunaan klorin sebagai disinfektan perlu memperhatikan residu klor yang dihasilkan [10]. Parameter BOD umumnya memiliki nilai yang lebih rendah dari COD, nilai BOD pada air limbah menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroba untuk mendegradasi/mengoksidasi atau bahan organik sebagai bahan pencemar. Sedangkan nilai COD yang lebih tinggi dari BOD karena beban pencemar senyawa kimia yang dapat dioksidasi secara kimia lebih besar dari pada oksidasi secara biologis [9]. Kualitas inlet parameter BOD dan COD pada Tabel 1 menunjukkan nilai yang melebihi baku mutu, nilai BOD dan COD yang tinggi atau melebihi baku mutu menunjukkan tingkat pencemaran kualitas air limbah [11]. Efektivitas proses pengolahan pada IPAL Domestik INBIS dengan dengan kombinasi biofilter anaerob dan biofilter aerob untuk parameter BOD dan COD pada inlet dan outlet dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Efektivitas proses pengolahan IPAL domestik grey water INBIS di Kampung Aren terhadap parameter BOD Sumber Data primer, 2020 Gambar 3. Efektivitas proses pengolahan IPAL domestik grey water INBIS di Kampung Aren terhadap parameter COD Sumber Data primer, 2020 Inlet OutletBOD 145 23,4020406080100120140160Nilai BOD mg/L Inlet OutletCOD 1495 62,902004006008001000120014001600Nilai COD mg/L Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1310 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Efektivitas proses pengolahan air limbah domestik grey water pada IPAL Domestik INBIS untuk parameter BOD adalah 83,86% dan untuk parameter COD adalah 96,79%. Efektivitas proses pengolahan berbanding lurus dengan pemenuhan baku mutu air limbah sesuai dengan PerMenLHK Tahun 2016. Nilai parameter BOD pada outlet IPAL adalah 23,4 mg/L dengan nilai baku mutu 30 mg/L, sedangkan untuk parameter COD nilai pada outlet IPAL adalah 62,9 mg/L dengan nilai baku mutu 100 mg/L. Parameter TSS merupakan parameter visual yang menyebabkan kekeruhan pada air limbah. Nilai TSS dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi penetrasi sinar matahari pada perairan sehingga mengganggu proses fotosintesis [12], bahan organik pada air limbah yang menyebabkan kekeruhan terdiri dari senyawa selulosa, lemak, protein atau berupa mikroorganisme [13]. Parameter minyak lemak merupakan karakteristik organik pada air limbah domestik, tumpukan minyak pada unit pengolahan dapat menyebabkan sumbatan saluran. Minyak lemak umumnya berasal dari dapur pada setiap kegiatan rumah tinggal, minyak lemak merupakan bahan organik yang bersifat biodegradable sehingga keberadaannya pada perairan umum dapat membahayakan kehidupan mikroorganisme lain dalam air [14]. Efektivitas proses pengolahan pada IPAL Domestik INBIS dengan kombinasi proses filtrasi dan sedimentasi pada inlet dan outlet untuk parameter TSS dan minyak lemak dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Efektivitas proses pengolahan IPAL domestik grey water INBIS di Kampung Aren terhadap parameter TSS Sumber Data primer, 2020 Gambar 5. Efektivitas proses pengolahan IPAL domestik Grey Water INBIS di Kampung Aren terhadap parameter minyak lemak Sumber Data primer, 2020 Inlet OutletTSS 141 61020406080100120140160Nilai TSS mg/L Inlet OutletMinyak Lemak 26,6 0,625051015202530Minyak Lemak mg/L Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1311 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Efektivitas proses pengolahan air limbah domestik grey water pada IPAL Domestik INBIS untuk parameter TSS adalah 56,73% dan untuk parameter Minyak Lemak adalah 97,65%, efektivitas proses pengolahan berbanding lurus dengan pemenuhan baku mutu air limbah sesuai dengan PerMenLHK Tahun 2016, untuk parameter Minyak Lemak nilai pada outlet IPAL adalah 0,625 mg/L dengan nilai baku mutu 5 mg/L, sedangkan untuk parameter TSS nilai pada outlet IPAL adalah 61 mg/L dengan nilai baku mutu 30 mg/L, indikator parameter TSS hasil pengolahan masih belum memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Efektivitas dari nilai TSS yaitu 56,73% masih dapat ditingkatkan sehingga dapat memenuhi baku mutu dengan cara mengevaluasi ketebalan media filter pada filtrasi, waktu tinggal waktu pengendapan pada sedimentasi akhir dapat menjadi optimal. Analisis Pengolahan IPAL Proses pengolahan air limbah domestik pada IPAL Domestik INBIS Permata Bunda untuk air limbah grey water memiliki efektivitas reduksi berkisar antara 56,73%-97,65%. Efektivitas tertinggi ditunjukkan oleh parameter minyak lemak dan yang terendah adalah parameter TSS. Efektivitas untuk parameter minyak lemak didukung dari proses pemisahan minyak lemak menggunakan grease trap pada saluran pembawa limbah menuju inlet IPAL yang bekerja optimal. Optimalisasi grease trap telah terbukti mampu memisahkan minyak lemak pada air limbah dengan memanfaatkan massa jenis minyak lemak yang lebih ringan dari pada air minyak 0,8 m3/g, lemak 0,8-0,9 m3/g, dan air 1 m3/9 [14]. Efektivitas parameter TSS pada IPAL Domestik INBIS cenderung belum mencapai optimal atau belum memenuhi standar baku mutu. Namun demikian, dapat ditingkatkan dengan cara menambah ketebalan media filter serabut sapu ijuk, kerikil dan arang aktif pada bak filtrasi dan menambah waktu tinggal pada bak sedimentasi akhir. Penambahan media filter dan waktu tinggal pada bak sedimentasi berbanding lurus dengan penurunan nilai TSS [15]. Pengolahan air limbah domestik dengan reaktor biologis menggunakan proses biofilter anaerob media sarang tawon lalu dilanjutkan dengan proses biofilter aerob menggunakan blower aerasi memiliki nilai efektivitas untuk parameter BOD adalah 83,86% dan untuk parameter COD adalah 96,79%. Nilai efektivitas kedua parameter tersebut dalam menurunkan beban pencemaran menunjukkan persentase diatas 80%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengolahan pada outlet IPAL telah sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan. Proses biologis pada bak biofilter anaerob memberikan kesempatan secara alami untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang melekat pada permukaan media biofilm, sehingga lapisan lendir atau biofilm tersebut menebal. Mikroorganisme tersebut nantinya membantu proses degradasi senyawa organik pada air limbah [16]. Setelah dari bak biofilter anaerob, air limbah akan mengalir menuju bak biofilter aerob untuk penguraian zat organik oleh mikroorganisme dengan bantuan oksigen. Suplai oksigen untuk mikroorganisme diperoleh dari aerator yang menghasilkan gelembung udara yang menyebabkan terjadinya proses flotasi zat organik yang selanjutkan akan diendapkan pada bak sedimentasi akhir [7]. 4. Kesimpulan Proses pengolahan air limbah domestik pada IPAL Domestik INBIS Permata Bunda untuk air limbah grey water memiliki efektivitas reduksi berkisar antara 56,73%-97,65% dan telah memenuhi baku mutu untuk parameter pH, BOD, COD, Amoniak, minyak lemak dan Total Coliform. Namun, untuk nilai parameter TSS dan Total Coliform cenderung masih memerlukan evaluasi operasional IPAL agar lebih optimal, sehingga memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Air limbah domestik grey water dari hasil pengolahan IPAL Domestik INBIS berpotensi menjadi sumber air alternatif untuk penyiraman tanaman penghijauan jika hasil pengolahan telah sesuai dengan baku mutu. 5. Ucapan Terima Kasih Author mengucapkan terima kasih kepada Departemen Corporate Social Responsibility CSR, PT. Pupuk Kaltim PKT, Bontang dan Inkubator Bisnis Permata Bunda, Bontang yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 6. Referensi [1] Badan Standar Nasional, Metode Pengambilan Contoh Air Limbah, BSN, Jakarta, 2008. [2] M. Busyairi, Dewi, dan Widodo, “Efektivitas Kaporit pada Proses Klorinasi terhadap Penurunan Bakteri Coliform dari Limbah Cair Rumah Sakit X Samarinda,” Jurnal Manusia dan Lingkungan, PSLH UGM, 156-162, 2016. Serambi Engineering, Volume V, No. 4, Oktober 2020 hal 1306 - 1312 1312 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 [3] R. Christiana, Anggraini, dan H. Syahwanti, “Analisis Kualitas Air dan Status Mutu serta Beban Pencemar Sungai Mahap di Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat,” Jurnal Serambi Enggineering, 941-950, 2020. [4] E. Eriksson, K. Auffarth, M. Henze, and A. Ledin, Characteristics of Grey Wastewater, Denmark UrbanWater, 2002. [5] N. Hariyani dan S. Sarto, “Evaluasi Penggunaan Biofilter Anaerob-Aerob untuk Meningkatkan Kualitas Air Limbah Rumah Sakit,” BKM Journal of Community Medicine and Public Health, 199-204, 2018. [6] Y. Kusumawardani, S. Subekti, dan Soehartono, “Potensi dan Pengaruh Batang Pisang sebagai Media Filter pada Pengolahan Air Limbah Pencucian Kendaraan bermotor,” Jurnal Presipitasi, 196-204, 2019. [7] Lolo & Pambudi, “Penurunan Parameter Pencemar Limbah Cair Industri Tekstil secara Koagulasi Flokulasi Studi Kasus IPAL Kampung Batik Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia,” Jurnal Serambi Engginering, 1090-1098, 2020. [8] D. Nababan, Juniati, Purba, Brahmana dan Silitonga, “Kemampuan Biofilter Anaerob berdasarkan Jenis Media dalam Pengolahan Air Limbah Domestik Tahun 2016,” Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdal I/BB Medan, 105-112, 2019. [9] Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Baku Mutu Air Limbah Domestik No. Tahun 2016, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Jakarta, 2016. [10] S. Qomariyah & Kusumasari, “Perencanaan Bangunan Pengolahan Grey Water Rumah Tangga dengan Lahan Basah Buatan dan Proses Pengolahannya,” e-jurnal Matriks Teknik Sipil, UNS, 939-945, 2016. [11] Sidhi, M. Raharjo dan Yunita, “Hubungan Kualitas Sanitasi Lingkungan dan Bakteriologis Air Bersih terhadap Kejadian Diare pada Balita Wilayah Kerja Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, 665-676, 2016. [12] A. Sumantri & Cordova, “Dampak Limbah Domestik Perumahan Skala Kecil terhadap Kualitas Air Ekosistem Penerimanya dan Dampaknya terhadap Kesehatan Masyarakat,” Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 127-134, 2011. [13] Susanthi, Purwanto dan Suprihatin, “Evaluasi Pengolahan Air Limbah Domestik dengan IPAL Komunal di Kota Bogor,” Jurnal Teknologi Lingkungan, 229-238, 2018. [14] S. Yudo, S.& Said, N. I. 2018. Studi Kasus Air Sungai Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Teknologi Lingkungan, 13-22. [15] S. Yudo & Said “Masalah Pencemaran Air di Jakarta, Sumber dan Alternatif Penanggulangannya,” Jurnal Teknologi Lingkungan, 199-206, 2001. [16] T. Zaharah, Nurlina, dan Moelyani, R., “Reduksi Minyak, Lemak dan Bahan Organik Limbah Rumah Makan Menggunakan Grease Trap Termodifikasi Karbon Aktif,” Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan, 23-32, 2017. Zulfikar ZulfikarNasrullah Nasrullah Kartini KartiniWiwit AditamaBACKGROUND Domestic wastewater can cause health problems and pollute groundwater sources. Such pollution not only has a negative impact on health and the environment, but also on the cost in providing clean water. AIM The outcome of domestic wastewater treatment through a proper technique is expected to meet the clean water quality standard for sanitation purposes. MATERIALS AND METHODS The experiment was conducted to determine the effect of Hydraulic Retention Time HRT on the levels of Biochemical Oxygen Demand BOD and Total Suspended Solid TSS of domestic wastewater. The experiment was carried out with 6 variations of HRT, namely 1 hour, 2 hours, 4 hours, 6 hours and 8 hours with 4 repetitions. The media running process was carried out for 14 days until the reactor condition was in steady state. RESULTS The results showed that the removal values for COD, Oil and Fat, Ammonia and Total Coliform parameters were and respectively. Based on the variation of HRT of 1 hour, 2 hours, 4 hours, 6 hours and 8 hours on the BOD parameter, the removal values obtained were and respectively. Furthermore, for the TSS parameter, the values obtained were and respectively. CONCLUSION HRT was proven to have a significant effect on the levels of BOD and TSS of domestic wastewater with a p-value of Sungai Mahap is used by the people of Nanga Mahap Village, Nanga Mahap District, Sekadau Regency for daily needs such as cooking, transportation and even consumption as drinking water. Utilization is done by the community because this area has not been flooded with clean water facilities. The quality and status of the Mahap River water quality standard needs to be further examined to study the feasibility of water as an air source used by the community regarding the importance of increasing plantation activities upstream. This research uses descriptive method using quantitative. Air sampling was conducted using a sample survey method with proposed parameters namely BOD, COD, pH, DO, TSS and NH3. Water quality testing is based on Government Regulation No. 82 of 2001 and determines the status of water quality using the STORET method and the pollution index based on the Decree of the Minister of Environment of 2003. In this study, the river pollution load was also calculated. The results show that the composition of BOD, COD, and Fe has exceeded the specified quality standards. The water quality status of the Mahap River is classified as moderate to severe based on the STORET method and Pollution Index. The highest river pollution load occurs at point II, in the dry season at kg/day and in the rainy season at kg/day sistem pengolahan air limbah rumah tangga sederhana